IDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH) PADA KUKU TANGAN PETANI DI KALURAHAN SIDOLUHUR KABUPATEN SLEMAN
DOI:
https://doi.org/10.47522/jmk.v6i2.344Keywords:
Petani; Soil Transmitted HelminthAbstract
Pendahuluan : Salah satu jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia adalah cacing parasit yang ditularkan melalui tanah (STH), yaitu cacing nematoda yang masuk ke dalam tubuh melalui jalur fekal-oral. Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, dan Strongyloides stercoralis adalah beberapa jenis cacing yang ada. Anemia defisiensi besi, pertumbuhan terhambat, malnutrisi, diare kronis, keterlambatan perkembangan, dan penurunan produktivitas kerja hingga 40% adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul akibat infestasi cacing ini. Bekerja sebagai petani merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko infeksi cacing yang cukup tinggi. Mencangkul, menanam, memupuk, dan memanen hanyalah beberapa dari sekian banyak pekerjaan yang dilakukan oleh petani. Kemungkinan infeksi cacing cukup besar untuk semua pekerjaan ini. Peneliti di Desa Sidoluhur, Kabupaten Sleman tengah memburu telur STH yang hinggap di kuku jari petani setempat. Metode: Metodologi yang digunakan adalah teknik deskriptif-analitis cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta. Sebanyak dua puluh lima sampel petani dipilih secara sengaja sebagai pendekatan sampel penelitian. Sampel kuku petani diendapkan dengan teknik sedimentasi NaOH 0,25% untuk memeriksa telur cacing STH. Hasil: Menurut 25 sampel penelitian, kuku petani tidak mengandung telur cacing STH. Kesimpulan: Menurut kesimpulan penelitian, tidak ditemukan Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale dalam telur cacing STH.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Mitra Kesehatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Mitra Kesehatan memberikan akses terbuka terhadap siapapun agar informasi pada artikel ini dapat bermanfaat bagi orang banyak. Jurnal dapat diakses tanpa dipungut biaya, sesuai dengan lisensi creative commons yang digunakan.