GAMBARAN PENGETAHUAN PARA IBU MENGENAI BORAKS DAN FORMALIN DI LINGKUNGAN PENGASINAN
DOI:
https://doi.org/10.47522/jmk.v1i1.3Keywords:
bahan pengawet, boraks, formalinAbstract
Pendahuluan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu – ibu terhadap boraks dan formalin yang terkandung didalam makanan sebagai bahan pengawet berbahaya.
Metode: Lokasi penelitian berada di wilayah pengasinan, bekasi timur dengan sampel berjumlah 30 orang ibu. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2016. Desain penelitian menggunakkan analitik kuantitatif intervensi, pengumpulan dan pengolahan data secara manual berupa hasil scoring pengetahuan.
Hasil: Dari 30 orang responden 62.5% memiliki pengetahuan cukup, 21,9% persen memiliki pengetahuan kurang dan sisanya memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai bahan pengawet berbahaya.
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sebanyak 20 (62,5%) responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang jajanan kebutuhan pokok yang mengandung bahan pengawet berbahaya dan masih ada pengetahuan yang kurang sebesar 21,9%.
References
Anonim. (2011, January 01). Bahan Tambah Illegal-Boraks, Formalin, Rhodamin. Retrieved Juny 18, 2016, from BPOM: www.BPOM.go.id
Asfawi, S., & Ainurahmah, S. (2012). Analisis perilaku siswa terhadap kebiasaan jajan di sekitar sekolahan. Jurnal VISIKES.
Cahyadi, W. (2006). Analisis dan aspek kesehatan bahan tambahan pangan. Jakarta: Bumi aksara.
Malek, F. A., Moritz, K. U., & Fanghanel, A. (2011, February 23). Study On spesific behavioral effects of formaldehyde in the rat. Retrieved from www.urbanfischer.de/journals/jeans
Notoadmojo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka cipta.
Notoadmojo, S. (2010). Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka cipta.
Permenkes. (2012). Permenkes No. 33 Bahan Tambahan Pangan. Jakarta.
Rahmanita, I. (2011). Hubungan pengetahuan sikap serta perilaku ibu mengenai jajanan anak SD yang mengandung bahan pengawet dan pewarna di kelurahan beringin Jambi tahun 2011. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
RI, D. (1999). Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Permenkes.
RI, P. (1988). No. 722/Menkes/Per/IX/88 Bahan Tambahan Makanan. Jakarta.
Saprinto, C., & Hidayati, D. (2006). Bahan tambahan pangan. Yogyakarta: Kanisius.
sastroasmoro, sudigdo, & ismael, o. s. (2010). Dasar - dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung seto.
SNI. (1995). 01 - 0222 - 1995. Bahan tambahan pangan. Jakarta: BSN.
Sopiyudin, D. (2009). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Syah, D., & dkk. (2005). Manfaat dan bahaya bahan tambahan pangan. Bogor: IPB.
WHO. (2011, Juny 25). Formaldehyde in drinking water. Retrieved from Water Quality: www.who.or.id
WHO. (2011, Juny 25). International programme on chemical safety (IPCS) Formaldehyde. Retrieved from www.who.gov
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2018 Jurnal Mitra Kesehatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Mitra Kesehatan memberikan akses terbuka terhadap siapapun agar informasi pada artikel ini dapat bermanfaat bagi orang banyak. Jurnal dapat diakses tanpa dipungut biaya, sesuai dengan lisensi creative commons yang digunakan.