IDENTIFIKASI BORAKS DAN FORMALIN PADA JAJANAN ANAK SD MALAKA JAYA JAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.47522/jmk.v1i2.13Keywords:
boraks, formalin, jajanan anak sd, uji nyala api, uji perubahan warnaAbstract
Pendahuluan: Boraks dan Formalin sering disalahgunakan oleh produsen nakal sebagai tambahan pengawet pada makanan jajanan seperti bakso, lontong, kerupuk dan makanan lainnya. Sebagian besar pedagang jajanan di SDN Malaka Jaya membeli bahan baku di lokasi (pasar) yang sebelumnya diketahui pernah ditemukan bahan tambahan boraks dan formalin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan senyawa boraks dan formalin pada makanan yang dijual oleh pedagang jajanan anak di SD Malaka Jaya.
Metode: Pengujian dilakukan secara kualitatif dengan metode uji nyala api dan perubahan warna. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 14 jenis jajanan anak.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua sampel jajanan yang diuji dengan uji nyala api menghasilkan reaksi warna api bewarna biru/merah dan pada uji perubahan warna tidak menghasilkan larutan bewarna bening.
Kesimpulan: Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa penjual makanan/jajanan di SD Malaka Jaya tidak menambahkan borak dan formalin pada dagangannya.
References
Anonim. (2006). Waspadai Makanan yang Mengandung BTP Berbahaya di Sekitar Kita. Jurnal Chemica Vol 11 Nomor 1 Juni 2010, 57 – 64. Diperoleh dari http://www.Disperindag-jabar.go.id.
Aprilia, B.A. (2011). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar [Skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro.
BPOM Republik Indonesia, (2008). Kamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Serta Upaya Penanggulangannya. Info POM Vol. 9, No. 6, November 2008. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
BPOM RI. (2014) Laporan Tahunan 2014. Jakarta.
BPOM RI. (2012) Laporan Tahunan 2012. Jakarta.
BPOM. (2007). Informasi Penanganan Bahan berbahaya : Boraks (Borax). Direktorat
Dody. (2003). Penggunaan boraks pada makanan dengan bahan pengawet alami karagenan; Bandung.
Fessenden & Fessenden. (1997). Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Judarwanto, Widodo. (2011). Pengaruh Formalin Bagi Sistem Tubuh. Rumah Sakit Bunda Jakarta Diperoleh dari http://puterakembara.org/archives8/0000 0066.shtml.
Kemenkes RI. (2011). Pedoman keamanan pangan di sekolah dasar. Jakarta: Kemenkes RI.
Nasution, A. (2009). Analisa Kandungan Boraks pada Lontong di Kelurahan Padang Bulan Kota Makassar Tahun 2009 [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Roth, H. J. (1988). Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Saparinto, C dan Hidayati, D. (2006). Bahan tambahan Pangan. Yogyakarta : Kanisius.
Tubagus, I, Gayatri, C, Fatimawali. Identifikasi dan Penetapan Kadar Boraks Dalam Bakso Jajanan di Kota Manado. (2013). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2(4):142-148.
Wakefield J. (2014). Formaldehyde, toxicological overview Diperoleh dari http://www.hpa.org.uk/webc/ hpawebfi le/hpaweb_c/1219908739327
Widyaningsih, T.W, dan E.S. Murtini. (2006). Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Trubus Agirasana, Surabaya.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 Jurnal Mitra Kesehatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Mitra Kesehatan memberikan akses terbuka terhadap siapapun agar informasi pada artikel ini dapat bermanfaat bagi orang banyak. Jurnal dapat diakses tanpa dipungut biaya, sesuai dengan lisensi creative commons yang digunakan.